Oleh : Indah Fitria Sari
Judul Film : Habibie dan Ainun
Tahun : 2012
Sutradara : Faozan Rizal
Pemain Utama : Reza Rahardian ( B.J. Habibie ) dan
Bunga Citra Lestari ( Asri Ainun Habibie )
ORIENTASI 1
Habibie dan Ainun adalah film Indonesia yang distrudarai
oleh Faozan Rizal. Film ini dirilis pada akhir tahun 2012. Film ini merupakan
adaptasi dari nover karya Bapak Bacharudin Jusuf Habibie yang mengisahkan
perjalanan hidup serta perjalanan cinta dengan seorang perempuan bernama Ibu
Ainun Habibie. Bapak Habibie menciptakan novel ini setelah meninggalnya
almarhum Uby Ainun Habibie, dan juga sebagai tanda cintanya yang sangat
mendalam kepada mendiang istrinya. Film yang berdurasi hamper sekita 2 Jam ini
beruhasa menggabungkan romansa cinta antara suami istri dalam keluarga dengan
semangat nasionalisme dan pembangunan bangsa. Film ini juga menceritakan sosok
pemimpin sekaligus cendikiawan bangsa Indonesia “Bapak BJ. Habibie” dalam
menghadapi problema politik yang sempat beliau hadapi pada saat beliau menjabat
sebagai presiden RI yang ke-3.
ORIENTASI 2
Perjalanan
cinta beliau dengan isteri beliau "Ibu Ainun Habibie" memberikan
banyak pelajaran bagi masyarakat awam serta kaum bangsawan dan pemerintah.
Kesetiaan, cinta serta pengorbanan yang dilakukan oleh kedua pasangan ini bagi
Bangsa Indonesia memberikan banyak pelajaran bagi pemirsa yang menontonnya.
Kompleksitas konflik yang ada dalam film ini memberikan kesan yang mendalam
bagi Masyarakat Indonesia. Biografi Pak BJ. Habibie dengan Bu Ainun Habibie dikemas
dengan elegan. Bumbu-bumbu ilmu pengetahuan serta ambisi beliau menciptakan
pesawat terbang untuk Indonesia menjadi nilai positif tersendiri bagi kita
sebagai Bangsa Indonesia,
ORIENTASI
3
Reza
Rahardian ini memerankan pemain utama dengan sangat baik. Dengan riset dan
mempelajari tentang Habibie bahkan sampai wawancara personal untuk mendapatkan
feel dalam memerankan peran karakter Habibie ini juga dijalankan, dan Bunga
Citra Lestari selain sebagai penyanyi dalam soundtrack film Habibie dan Ainun,
Ia juga memerankan karakter Ainun istri dari Bapak Habibie. Bunga Citra Lestari
sukses memerankan peran Ibu Ainun walaupun mengalami kesulitan dalam memerankan
Ibu Ainun, karena tidak banyak informasi mengenai bagaimana tingkah laku hingga
gaya bicara Ibu Ainun Habibie hanya dari masukan orang-orang saja
TAFSIRAN
ISI 1
Di
dalam trailer itu, Habibie yang diperankan dengan apik oleh aktor Reza Rahadian
masuk ke dalam rumah Ainun dengan pelan. Dia terpana ketika melihat sosok Ainun
yang diperankan Bunga Citra Lestari. Saat itu Ainun tengah menjahit baju dan
langsung berdiri begitu melihat Habibie datang. Habibie yang terpaku dengan
kecantikan Ainun malah mengucapkan kalimat pelan, ”Cantiknyaa...gula Jawa
menjadi gula pasir.”. “That's
not Habibie, Habibie not like that,” kata Habibie kepada Tempo dengan tertawa keras
di kediamannya di Patra Kuningan, Jakarta, Rabu, 16 Januari 2013. Habibie
melanjutkan, "Kalau saya enggak takut-takut begitu. Saya masuk langsung
teriak haloo..haloooo... Lalu, saya mendengar ada suara mesin jahit dan menuju
ke situ. Ternyata Ainun. Saya langsung teriak Hey Ainun, cantik kamu yaaa...,”
kata Habibie dengan semangat dan tawa berderai. “That is Habibie,” kata ayah dua anak dan enam
cucu ini. Selama berbicara, Habibie terlihat sekali menebarkan semangat yang
positif dengan gayanya yang khas, meledak-ledak. Tapi di saat yang lain, saat
membicarakan rasa cinta dan kangennya pada Ainun, Habibie pun tak segan-segan
menangis, matanya berkaca-kaca, atau berbicara dengan suara serak.
TAFSIRAN
ISI 2
"Tadi
itu bukan saya. Saya tidak begitu. Fisik saya memang seperti ini, tapi karakter
saya bukan begitu," Presiden Indonesia ketiga itu mengatakan, seorang
Habibie adalah pribadi yang ekspresif. "Harusnya lebih ekspresif,"
tukasnya. Sebelumnya, Reza Rahardian mengakui tidak mudah untuk memerankan
seorang tokoh besar yang masih hidup dan aktif itu. "Ini sebuah tanggung
jawab yang besar bagi saya. Ini bukan tokoh fiksi, tapi seorang bapak
bangsa," kata Reza Rahardian
TAFSIRAN
ISI 3
Dari film
yang disutradarai Faozan Rizal sudah memikat. Opening scene: Teriakan Ainun, Ainun ketika
sedang bermain kasti di sebuah SMA di Bandung pada 1953, dia adalah seorang
remaja yang kulitnya hitam dan agak gemuk, dilanjutkan dengan seorang guru fisika
yang mempertemukan Ainun dengan kakak kelasnya Rudi Habibie diminat menjelaskan
mengapa langit biru. Ainun fasih menjelaskan: “Kalian jodoh!” Cetus guru itu
dengan logat masih berbahasa Belanda. Scene awal yang memuaskan saya, karena
saya tahu pasti kasti adalah salah stau olahraga favorit anak sekolah masa itu
dan guru-gurunya masih didikan Belanda. Begitu juga kostum dan potongan rambutnya.
TAFSIRAN
ISI 4
Cerita
melompat ke Aachen, Jerman 1959. Habibie sudah menjadi mahasiswa jenius lulus
program diploma ingineur kosntruksi pesawat terbang dalam waktu 4 tahun
–mahasiswa lain rata-rata 6 tahun- hingga memikat para teknokrat di negri itu.
Dalam salah satu adegan dia digambarkan menderita TBC hingga harus dibawa ke
rumah sakit. Ada dialog antar suster yang menyentak: dia dari Indonesia, lalu
yang lain berkata: Indonesia di mana ya?
TAFSIRAN
ISI 5
Adegan
bergulir ke kota Bandung 1962 menjelang lebaran, Habibie diminta ikut adiknya
Fanny Habibie mengantar makanan ke Jalan Rangamalela, rumah Ainun. Lalu Habibie
teringat kembali masa SMA ketika dia didorong oleh kawan-kawannya mengatakan
Ainun kamu gula jawa, hitam dan gendut. Tapi Ainun cuek saja. Namun ketika
bertemu Ainun yang sudah menjadi dokter, Habibie terpukau : Kamu sudah semanis
gula pasir. Dia jatuh cinta. Ainun terpikat atas kesederhanaan Habibie.
TAFSIRAN
ISI 6
Habibie
pun menikah dengan Ainun. Dia mengalahkan “kompetitornya”. Saya suka
adegan lima anak muda bertandang ke rumah Ainun dengan mobil, tetapi ia memilih
jalan dengan Habibie. Mereka hanya melongo dan ayah Ainun malah menyilahkan
para tamunya mengobrol bersamanya.
TAFSIRAN
ISI 7
Kisah
cinta mereka berlanjut di Jerman, bertahan hidup dalam kesederhanaan. Beberapa
adegan menyentuh, seperti Habibie berjlaan tertatih-tatih mencari nafkah
tambahan di hamparan salju. Kakinya terluka karena sepatunya bolong. Lalu ia
tambal dengan kertas rancangan kerjanya. Pulang Habibie makan apa saja yang dimasak
istrinya. Ainun diceritakan sempat goyah dan hendak pulang ke Indonesia. Namun
akhirnya kedua anak mereka lahir di Jerman hingga akhirnya Ainun jadi dokter
anak.
EVALUASI
1
Di dalam
film ini memang ada beberapa perbedaan dengan novel yang ditulis langsung oleh
BJ. Habibie jika pernah membaca dan mendalami novelnya ada beberapa yang kurang pas atau mengenai. Namun demikian
secara keseluruhan film ini sangat menarik untuk ditonton karena berbagai nilai
moral tersebut. Kita berharap kehadiran novel yang difilmkan mampu mendorong
lahirnya Habibie-Habibie lain yang mampu memberikan kontribusi positif bagi
pembangunan bangsa dan Negara ini.
EVALUASI
2
Tema yang
diangkat oleh Faozan Rizal adalah tema percintaan yang diadaptasi dari buku
Habibie dan Ainun. Tema ini menceritakan kehidupan percintaan Habibie dan Ainun
sejak dari awal perkenalan hingga akhirnya terpisah oleh maut, yang ceritanya
diangkat dari kehidupan nyata Habibie dan Ainun. Namun, ada beberapa hal yang
menarik tapi tidak terlalu kuat dalam alur film, yaitu sejarah. Tema percintaan
yang dianggat Hanung seharusnya dapat berkolaborasi dengan sejarah pembangunan
bangsa pasca kemerderdekaan dan reformasi. Sayangnya plot-plot yang dipilih
seperti sedikit terpotong, sehingga akhirnya tidak secara jelas menggambarkan
situasi sosial, ekonomi dan politik era perjuangan reformasi 1998.
EVALUASI
3
Film
ini memiliki plot yang cepat. Dengan lompatan waktu yang signifikan. Dibuka
dengan adegan Ainun yang sedang bermain kasti semasa sekolah, dilanjutkan
dengan seorang guru fisika yang mempertemukan Ainun dengan kakak kelasnya Rudi
Habibie diminat menjelaskan mengapa langit biru. Ketika Ainun dengan fasih
dapat menjelaskannya seperti halnya Habibie di lain waktu, guru mereka berkata
“Kalian jodoh!”. Pembukaan yang manis, dengan akting Marsha yang pas sebagai
Ainun remaja. Adegan yang diset memorable lainnya adalah ketika Habibie muda
mendatangi Ainun muda dan mengatainya “Gula Jawa” karena secara fisik, Ainun
waktu itu hitam dan gempal. Adegan itu menjadi memorable karena dipasangkan
dengan adegan pertemuan kembali mereka, dimana Habibie dewasa (Reza Rahadian)
justru menyebut Ainun dewasa (Bunga Citra Lestari) dengan sebutan “Gula Pasir”
karena Ainun telah bertransformasi menjadi gadis cantik dan putih.
EVALUASI
4
Adegan
cepat juga terjadi saat dramatisasi kehidupan rumah tangga mereka yang penuh
cobaan. Dimulai dari keadaan ekonomi yang pas-pasan, penyakit Ainun, sampai
ditolaknya lamaran Habibie pada perusahaan IPTN. Satu adegan yang sebenarnya
menurut saya bisa sangat romantis adalah ketika Habibie berjanji akan
membuatkan pesawat terbang untuk Ainun. Begitu juga dengan cerita pergolakan
politik, berlangsung dengan cepat. Plot cepat ini sepertinya karena film ini
menceritakan masa yang panjang dalam kehidupan Habibie Ainun, dengan banyak
kejadian penting dalam hidup mereka.
EVALUASI
5
Kelebihan
lain film ini adalah di departemen akting. Reza Rahadian sekalipun tidak mirip
Habibie secara fisik, tetapi cara berjalan, cara bertutur Habibie benar. Aktor
ini memang bersinar pada 2012 ini. Bunga Citra Lestari tidak telalu memukau di
awal cerita, tetapi pada paruh akhir film dia pun ikut bersinar.
RANGKUMAN
1
Film
tersebut menggambarkan dengan sempurna bagaimana kisah cinta klasik antara
Habibie dan Ainun. Film tersebut juga menggambarkan dengan jelas bagaimana
kejeniusan Habibie dan kegigihannya dalam memimpin Indonesia. Habibie dan Ainun
telah menyadarkan kita bahwa di balik kesuksesan seorang pria pasti terdapat
peran seorang wanita hebat. Hj. Asri Ainun Habibie telah mendampingi Habibie
hingga Habibie mencapai puncak kariernya. Film ini sangat menginspirasi
generasi muda khususnya para ‘engineer’ untuk kembali membangun bangsa yang
sedang mati suri ini dan sangat direkomendasikan sekali untuk ditonton. Hal
yang sangat disayangkan dari film yang berdurasi 118 menit ini adalah beberapa
adegan romantis yang ditulis secara jelas oleh Habibie di dalam buku tidak ditampilkan
di dalam film. Salah satu adegan yang menurut saya wajib ada namun ternyata
dihilangkan adalah saat dimana Habibie berjanji kepada Ainun untuk selalu
berada dalam satu atap selama ia berada dalam kondisi kritis. Apalagi, Habibie
sempat berfikir untuk ikut masuk ke liang lahat saat Ainun akan dimakamkan.
Lalu, terdapat beberapa adegan yang menayangkan produk-produk sponsor yang
terkadang mengundang gelak tawa penonton. Salju yang jatuh di dalam salah satu
adegan juga terlihat sangat tidak nyata.
RANGKUMAN 2
Terlepas
dari beberapa kekurangan film ini, film ini merupakan film yang tepat untuk
ditonton bagi pasangan kekasih maupun suami-istri yang ingin mencari tahu
seperti apa pasangan yang hidup dengan asas cinta yang abadi. Film ini juga
dapat menginspiraasi generasi muda agar mencontoh Habibie dalam proses
pembangunan bangsa mengingat bangsa ini kekurangan figur seorang pemimpin yang
brilliant. Film yang akan diputar di beberapa negara ini juga telah menorehkan
beberapa rekor baru dalam segi jumlah penonton. Kisah cinta romantik dan klasik
Habibie dan Ainun telah menyihir masyarakat Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar