Rabu, 17 Mei 2017

Ensiklopedia Kemegahan Eropa dan Sejarah Islam dibalik “99 Cahaya di Langit Eropa”

Disusun Oleh: Elly Nurlaela








Judul Film: 99 Cahaya di Langit Eropa part 1
Tahun        : 2013
Durasi       : 96 Menit
Sutradara  : Guntur Soeharjanto
Pemain      : Acha Septriasa berperan sebagai Hanum Salsabiela Rais
                    Abimana Aryasatya berperan sebagai Rangga Almahendra
                    Raline Syah berperan sebagai Fatma Pasha
                    Nino Fernandez berperan sebagai Stefan
                    Dewi Sandra berperan sebagai Marion Latimer
                    Marissa Nasution berperan sebagai Maarja
                    Alex Abbad berperan sebagai Khan


Orientasi 1
      Film “99 Cahaya di Langit Eropa” adalah drama religi tahun 2013 dari Indonesia. Film ini adalah film ke-40 yang dirilis oleh Maxima Pictures. Film drama ini diadaptasi dari novel berjudul sama karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra dan merupakan film Maxima Pictures yang termahal kala dirilis, dengan anggaran melebihi 15 milyar. Film ini mendapat pujian dari Presiden Indonesia pada saat itu, Susilo Bambang Yudhoyono saat pemutaran film perdana di Djakarta Theatre pada tanggal 29 November 2013.

Orientasi 2
      Film ini mengisahkan pengalaman seorang juranlis asal Indonesia yang sedang menemani suaminya menjalani kuliah doktorat di Vienna, Austria. Mengisahkan bagaimana mereka beradaptasi, bertemu dengan berbagai sahabat hingga akhirnya menuntun mereka kepada jejak-jejak agama islam di benua Eropa yang dibawa oleh bangsa Turki di era Merzifonlu Kara Mustafa Pasha dari kesultanan Utsmaniyah.

Orientasi 3
      Acha Septriasa sebagai Hanum Salsabiela Rais, seorang juranlis Indonesia yang selama tiga tahun menemani suaminya, Rangga Almahendra yang sedang menjalani kuliah doktorat, dan kemudian mulai mengenal sejarah dan pengaruh Islam yang dibawa ileh bangsa Turki di era kesultanan Utsmaniyah di Eropa, mulai dari Vienna, Paris hingga Istanbul. Abimana Aryasatya sebagai Rangga Almahendra, suami Hanum yang sedang menjalankan kuliah doktorat di Universitas Vienna, Austria.


Tafsiran isi 1
      Pencarian cahaya Islam di Eropa yang kini sedang tertutup awan saling curiga dan kesalahpahaman. Untuk pertama kalinya dalam 26 tahun, Hanum merasakan hidup di auatu negara dimana Islam menjadi minoritas. Pengalaman yang makin memperkaya spiritualnya untuk lebih mengenal Islam dengan cara yang berbeda.Tinggal di Eropa selama tiga tahun adalah arena menjelajah Erooa dan segala isinya. Hingga akhirnya Hanum menemukan banyak hal lain yang jauh lebih menarik dari sekadar Menara Eiffel, Tembok Berlin, Konser Mozart, Stadion Sepak Bola San Siro, Colloseum Rima, atau Gondola-gondola di Venezia. Pencarian Hanum telah mengantarkannya pada daftar tempat-tempat ziarah baru di Eropa. Hanum tak menyangka Eropa sesungguhnya juga menyimpan sejuta misteri tentang Islam. Eropa dan Islam Mereka pernah menjadi pasangan serasi. Kini hubungan keduanya penuh pasang surut prasangka dengan berbagai dinamikanya. Hanum merasakan ada manusia-manusia untuk memperburuk hubungan keduanya.

Tafsiran isi 2
       Pertemuannya dengan perempuan muslim di Austria, Fatma Pasha telah mengajarkannya untuk menjadi bulir-bulir yang bekerja sebaliknya. Menunjukkan pada Eropa bulir cinta dan luasnya kedamaian Islam. Sebagai Turki di Austria, Ia mencoba menebus kesalahan kakek moyangnya yang gagal meluluhkan Eropa dengan menghunus pedang dan meriam. Kini Ia mencoba lagi dengan cara yang lebih elegan, yaitu dengan lebarnya senyum dan dalamnya samudera kerendahan hati.

Tafsiran isi 3
      Hanum dan Fatma mengatur rencana. Mereka akan mengarungi jejak-jejak Islam dari Barat hingga ke Timur Eropa. Dari Andalusia Spanyol hingga ke Istanbul Turki. Dan entah mengapa perjalanan pertamanya justru mengantarkannya ke Kota Paris, pusat ibu kota peradaban Eropa. Di paris aku bertemu dengan seorang mualaf, Marion Latimer yang bekerja sebagai ilmuan di Arab World Institute Paris. Marion menunjukkan kepadanya bahwa Eropa juga adalah pantulan cahaya kebesaran Islam. Eropa menyimpan harta karum sejarah Islam yang luar biasa berharganya. Marion membukakan mata hatinya. Membuat Hanum  jatuh cinta lagi dengan agamanya, Islam. Islam sebagai sumber pengetahuan yang penuh damai dan kasih. Museum Louvre, Pantheon, Gereja Notre Dame hingga Les Invalides semakin membuat Hanum yakin dengan agamanya. Islam dulu pernah menjadi sumber cahaya terang benderang ketika Eropa diliputi abad kegelapan. Islam pernah bersinar sebagai peradaban paling maju di dunia, ketika dakwah bisa bersatu dengan pengetahuan dan kedamaian, bukan dengan teror atau kekerasan.


Tafsiran isi 4
       Perjalanan Hanum menjelajah Eropa adalah sebuah pencarian cahaya kesempurnaan yang pernah dipancarkan oleh Islam di benua ini. Cordoba, Granada, Toledo, Sicilia, dan Istanbul masuk dalam manifest perjalanan spiritual selanjutnya. Saat memandang matahari terbenam di Katedral Mezquita, Cordoba, Istana Al Hambra Granada, atau Hagia Sophia Istanbul, aku bersimpuh. Matahari tenggelam yang Hanum lihat adalah jelas matahari yang sama, yang juga dilihat oleh orang-orang di benua ini 1000 tahun lalu. Matahari ini menjadi saksi bisu bahwa Islam pernah menjamah Eropa, menyuburkannya dengan menyebar benih-benih ilmu pengetahuan, dan menyianginya dengan kasih sayang dan toleransi antar umat beragama. Akhir dari perjalannya selama tiga tahun di Eropa justru mengantarkannya pada titik awal pemcarian makna dan tujuan hidup. Makin mendekatkan pada sumber kebenaran abadi yang maha sempurna.

Tafsiran isi 5
      Film “99 Cahaya di Langit Eropa” mempunyai pesan moral yang dapat dipetik, antara lain nilai-nilai ajaran agama Islam, hubungan sosial dan budaya, dimana Islam merupakan minoritas di Negara Eropa, selain itu, secara tidak langsung penonton bisa mengetahui dan belajar banyak hal tentang segala informasi dari negara-negara yang ada di Eropa, mulai dari pemerintahannya, wisatanya, tempat-tempat bersejarah Islam dan kebudayaannya. Film yang diadaptasi dari novel best seller tersebut sangat memotivasi dari segala sisi. Baik dari sisi keyakinan, pendidikan, kasih sayang. Film ini sangat layak ditonton oleh semua kalangan. Disamping itu, umat muslim  dapat mengetahui berbagai macam sejarah Islam di Benua Eropa dan hidup bertoleransi antar umat beragama.

Evaluasi 1
      Film ini banyak memberikan ilmu pengetahuan kepada penonton tentang sejarah Islam di Austria dan Prancis. Film tersebut menunjukkan bahwa Eropa juga memiliki peradaban Islam yang kuat. Dari segi pengambilan gambar film ini termasuk juga yang sukses ketika melakukannya di luar negeri. Peran dari para pemain juga sangat melekat dengan tokoh masing-masing yang diperankan.


Evaluasi 2
      Film ini dibuat bersambung. Karena ending dari film belum mencapai klimaks, padahal film ini baru menampilkan prolog. Mungkin alasan pembuat film membuat ceritanya bersambung sebelum mencapai klimaks agar penonton penasaran dengan film “99 Cahaya di Langit Eropa part 2”. Untuk pemeran, hanya Acha yang sedikit kurang dengan pemeran lainnya. Acha kurang dapat memerankan sosok sentral sebagai Hanum yang notabene adalah pemeran utama.


Rangkuman

      Film ini sangat bagus untuk ditonton oleh keluarga. Karena banyak memberikan ilmu tentang sejarah Islam pada masa lampau di Eropa. Acting yang menarik dari para pemain juga berhasil menghipnotis. Film ini menjadi rekomendasi untuk ditonton. Walaupun sudah sering ditayangkan di TV tidak akan pernah bosan untuk menontonnya.


Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar