Oleh : Eka Maharani
Judul Film : Soekarno
Tahun : 2013
Sutradara : Hanung Bramantyo
Pemain : - Ario Bayu
- Lukman Sardi
- Maudy Koesnaedi
- Emir Mahira
- Ratu Tika Bravani
Orientasi 1 :
Film terbaru yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo ini
berjudul “Soekarno”. Film ini menceritakan tentang perjalanan bapak Proklamator
yaitu bapak Soekarno dalam meraih Kemerdekaan Indonesia. Film “Soekarno” ini
diperankan oleh Ario Bayu sebagai Soekarno, Emir Mahira sebagai Soekarno muda,
Lukman Sardi sebagai Moh. Hatta, Maudy Koesnaedi sebagai Inggit Garnasih, Ratu
Tika Bravani sebagai Fatmawati dan masih banyak peran-peran lainnya yang
diperankan oleh artis-artis Tanah Air. Film yang melejit di pasaran ini dirilis
pada 11 Desember 2013.
Orientasi 2 :
Film “Soekarno” mampu menguras emosi patriotisme dan
kebangsaan sehingga membuat penikmat film menangis haru mengikuti alur kisah
dan momentum-momentum nasional yang dikemas oleh Hanung. Film terbaru karya
Hanung Bramantyo ini mengisahkan dengan ringkas dan cerdas fase-fase kisah
kehidupan Soekarno. Film yang melejit di pasaran ini juga menuai kontroversi di
sana-sini. Ada beberapa pihak yang keberatan dan memprotes adegan-adegan yang
terdapat dalam film ini.
Tafsiran Isi 1 :
Film ini dimulai dengan kisah kelahiran Soekarno dari
pasangan Raden Soekemi Sosrodiharjo yang diperankan oleh Sujiwo Tejo dan Ida
Ayu Nyoman Rai yang diperankan oleh Ayu Laksmi. Soekarno kecil memiliki nama
Kusno Sosrodiharjo, namun karena sakit-sakitan maka sang ayah yang berlatar
belakang Muslim dan Kejawen memutuskan untuk mengganti namanya melalui tradisi
selamatan dengan nama baru, Soekarno yang diperankan oleh Emir Mahira. Nama
Soekarno dipilih dengan harapan agar kelak ia menjadi seperti Adipati Karno,
yaitu Ksatria Pandawa.
Tafsiran Isi 2 :
Film beralih mengisahkan kehidupan Soekarno pada masa
remaja (14 tahun) saat di mana dia memasuki Hoogere
Burger School (HBS) dan tinggal bersama Oemar Said Cokroaminoto, pimpinan
organisasi Syarikat Islam di Surabaya. Soekarno kerap mendengar pidato-pidato
Cokroaminoto yang menggelegar mengritisi sistem kolonialisme. Soekarno remaja
terlibat percintaan dengan seorang remaja Belanda, namun karena perbedaan
status sebagai bangsa penjajah dan bangsa jajahan maka Soekarno remaja
mendapatkan perlawanan keras dari keluarga sang gadis. Mendapat perlakuan
diskriminatif dan pelarangan, Soekarno remaja bereaksi keras.
Tafsiran Isi 3 :
Soekarno remaja yang diperankan oleh Ario Bayu telah bertumbuh
menjadi seorang pemuda yang aktif dalam kegiatan dan pidato-pidato politik.
Sikap tersebut berbanding terbalik dengan pemuda masa kini. Pemuda Indonesia
masa kini cenderung lebih pasif dalam kegiatan. Mereka cenderung tidak terlalu
peduli terhadap masalah yang dialami oleh Indonesia. Mereka seperti hidup dalam
paham Individualisme.
Tafsiran Isi 4 :
Film berganti menceritakan kehidupan Soekarno saat berada
di tempat pembuangannya di Bengkulu. Soekarno dibuang ke Bengkulu karena
dianggap pemberontak oleh Belanda. Kebijakan tersebut sangatlah berbeda dengan
kebijakan yang dianut oleh Indonesia sekarang. Hukum yang diterapkan di
Indonesia menurut saya sangat aneh. Karena orang yang mencuri barang yang kecil
dan harganya pun tidak seberapa akan diberikan pidana penjara bertahun-tahun. Sedangkan
para pejabat yang menggelapkan uang rakyat tidak mendapatkan hukuman apapun.
Tafsiran Isi 5 :
Saat Belanda tidak lagi menjajah Indonesia, Jepang datang
menggantikan Belanda. Pada saat itulah permasalahan muncul. Soekarno bekerja
sama dengan Jepang agar Jepang tidak berlaku seenaknya sendiri, akhirnya Jepang
menyetujuinya. Tetapi apa yang dilakukan Jepang membuat Soekarno kesal. Jepang
menganggap Soekarno sebagai lawan yang kuat. Soekarno tidak pantang menyerah
untuk membebaskan Indonesia dari Jepang. Hingga akhirnya Jepang menyerah tanpa
alasan.
Tafsiran Isi 6 :
Film ini ditutup dengan kisah heroik dan mengharukan saat
naskah Proklamasi dibacakan dan bendera merah putih buatan Fatmawati pertama
kali dikibarkan. Bangsa Indonesia bersorak dan bersuka cita atas kebebasan yang
diproklamirkan. Inggit yang menenun sepi di Bandung pun turut bergembira atas
berita kemerdekaan ini. Indonesia baru telah ditandatangani dan diproklamirkan,
sebuah pintu masuk menuju jembatan emas – sebagaimana tulisan Soekarno – baru
saja dimulai.
Evaluasi :
Film yang digarap oleh Hanung Bramantyo ini hampir tidak
ada kesalahan. Film ini mampu membuat orang yang pertama kali menontonnya
menitikan air mata melihat perjuangan Soekarno. Bagian yang membuat terharu
adalah saat Soekarno pulang ke rumah setelah merumuskan teks Proklamasi bersama
Moh. Hatta di rumah Laksamana Muda Maeda, ia jatuh sakit. Penyakit malarianya
kambuh yang membuat ia harus istirahat total. Tetapi, ia memaksakan kehendak
untuk membacakan teks Proklamasi agar Indonesia merdeka.
Rangkuman :
Film yang memiliki sedikit kekurangan ini dapat
menumbuhkan emosi patriotisme dan nasionalisme pada hati dan jiwa orang yang
menontonnya. Film ini juga membuat kita tersadar akan besarnya perjuangan
Soekarno untuk meraih kemerdekaan Indonesia. Untuk terus mempertahankan
kemerdekaan Indonesia yang telah diraih oleh Soekarno, maka kita harus menjaga
persatuan dan kesatuan bangsa agar bangsa Indonesia tidak mudah terpecah belah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar