Rabu, 03 Mei 2017

Teks Eksplanasi Kompleks



TSUNAMI

 Di susun oleh: Eka Sulistyowati







Tsunami berasal dari bahasa jepang yakni tsu yang berarti pelabuhan; dan nami yang berarti gelombang, yang kemudian diartikan sebagai ombak besar di pelabuhan.
Secara istilah, tsunami adalah perpindahan badan air yang dipicu oleh perubahan permukaan laut secara vertikal secara tiba-tiba.
Banyak sekali penyebab tsunami, seperti gempa bumi yang episentrumnya di bawah laut, letusan gunung api bawah laut, longsor bawah laut, atau bahkan disebabkan hantaman meteor ke laut.
Gelombang tsunami ini bisa merambat ke segala arah dengan kecepatan 500 – 1000 km/jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang.
Gelombang tsunami dapat terjadi karena beberapa faktor,
  1. Gempa Bumi yang Berpusat di Bawah Laut
Gempa bumi di dasar lautan ini adalah penyebab utama terjadinya gelombang tsunami. Begitu pun yang menghancurkan Banda Aceh tahun 2004 silam; dan tsunami yang memporak-porandakan Pulau Mentawai pada tahun 2010.
Sebagai Negara yang diliputi oleh ring of fire dan Negara kepulauan yang dikelilingi oleh samudera, Indonesia sangat berpotensi terkena tsunami. Meskipun begitu, tidak semua gempat bumi yang episentrumnya di bawah laut berpotensi menimbulkan tsunami.

  1. Letusan Gunung Berapi
Letusan gunung berapi bisa menyebabkan terjadinya gempa vulkanik. Tsunami besar yang terjadi di tahun 1883 juga akibat dari meletusnya Gunung Krakatau yang berada di Selat Sunda; meletusnya Gunung Tambora di NTT pada tahun 1815.
  1. Longsor Bawah Laut
Longsor bawah laut ini terjadi akibat adanya tubrukan antara lempeng benua dan lempeng samudera. Proses tersebut mengakibatkan terjadinya pegunungan dan palung laut. Tsunami yang diakibatkan longsoran bawah laut ini dikenal juga dengan nama tsunamic submarine landslide.
  1. Hantaman Meteor di Laut
Jatuhnya sebuah meteor ke laut juga bisa menyebabkan tsunami karena daya hantamnya yang besar dapat memicu gelombang yang juga besar.
Tsunami dapat terjadi jika akibat letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun akibat jatuhnya meteor di laut. paling sering gelombang tsunami terjadi akibat gempa bumi bawah laut. Selain itu beberapa tsunami juga diakibatkan oleh gunung meletus, contohnya tsunami yang terjadi ketika meletusnya Gunung Krakatau.

Gerakan vertikal pada kerak bumi, menyebabkan dasar laut menjadi naik atau bisa saja turun secara tiba-tiba, akibatnya terjadilah gamngguan pada keseimbangan air laut. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.

Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang itu terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang.

Tsunami dapat datang di pantai mana saja dan kapan saja. Sebagian besar tsunami merugikan manusia. Namun ada pula gelombang yang tidak besar sehingga tidak begitu merugikan. Karena tsunami dapat datang kapan saja, kita harus selalu waspada, terutama bagi yang tinggal di dekat pantai. Apabila terdapat tanda-tanda terjadinya gempa, segera mengungsi ke tempat yang lebih tinggi dan aman.

Tsunami dapat dengan mudah memporak-porandakan daratan. Untuk itu penting bagi kita untuk sejak dini mengenal tanda-tanda tsunami agar kerugian yang ditimbulkan dari bencara tersebut dapat dikurangi.
DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar