Disusun oleh, Jessica Andika Fahira
Bahasa Alay
adalah bahasa yang digunakan oleh kebanyakan pengguna media sosial seperti
twitter dan facebook di Indonesia akibat dari keinginan yang sangat besar untuk
disebut sebagai remaja gaul. Pengakuan yang dibuat pihak facebook sendiri bahwa
facebook merupakan zat adiktif kumulatif, dimana ketika seorang pengguna telah
ketagihan maka mereka tidak akan pernah bisa berhenti untuk bermain
facebook.
Aziz et al.
(2014:139) mengungkapkan bahwa ada empat tujuan penyempurnaan ejaan, yaitu :
1. Menyesuaikan
ejaan bahasa Indonesia dengan perkembangan bahasa Indonesia.
2. Membina ketertiban dalam penulisan huruf dan
tanda baca.
3. Usaha pembakuan bahasa Indonesia.
4. Mendorong pengembangan bahasa Indonesia.
Penggunaan
bahasa Alay oleh remaja sudah mulai terasa. Mereka semakin sulit untuk memahami
dan menerapkan bahasa Indonesia yang baik dan benar dan cenderung menggunakan
bahasa Alay dalam berkomunikasi, baik dengan teman sebaya, maupun dengan
orangtua. Hal ini terlihat dari perkataan-perkataannya lewat media sosial, juga
dari cara berbicara remaja Indonesia saat ini. Penggunaan kata “bingits” dan
juga cemungut contohnya,
kata-kata tersebut sudah menjadi lazim di kalangan remaja Indonesia saat ini.
Karena
remaja sekarang sering menggunakan bahasa Alay dalam berkomunikasi baik secara
lisan maupun tulisan, menyebabkan para remaja menjadi sulit menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Banyak dari mereka yang lancar dalam penggunaan
bahasa Alay, tetapi sangat kesulitan dalam berbahasa Indonesia.
Ciri-ciri
bahasa Alay, antara lain:
1. Menggunakan
angka untuk menggantikan huruf. Contoh: t3m4n, b350k k1t4 p3r91
yuuk”.
yuuk”.
2.
Kapitalisasi yang sangat berantakkan. Contoh:”tEmAn, bEsOk kItA pErGi YuUuK”.
3.
Menambahkan “x” atau “z” pada akhiran kata atau mengganti beberapa huruf
seperti “s” dengan dua huruf tersebut dan menyelipkan huruf-huruf
yang tidak perlu serta merusak EYD atau setidaknya bahasa yang masih bisa
dibaca. Mengganti huruf s” dengan “c sehingga seperti balita berbicara. Contoh: “nanti Aq
xmx kamyu deeech, “xory ya, becok aQ gx bica ikut.
Oleh karena
itu, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar harus diterapkan sedini
mungkin, dan harus dimaksimalkan. Misalnya, gantilah bahasa sehari-hari
menggunakan bahasa Indonesia, tetapi tidak perlu baku. Kemudian bahasa
pengantar di sekolah juga sebaiknya menggunakan bahasa Indonesia, agar siswa
khususnya remaja terbiasa dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan
benar. Sementara untuk penggunaan akun media sosial, sebaiknya dikurangi
intensitasnya.
Dampak
positif dengan digunakannya bahasa Alay adalah remaja menjadi lebih kreatif.
Terlepas dari menganggu atau tidaknya bahasa Alay ini, tidak ada salahnya kita
menikmati tiap perubahan atau inovasi bahasa yang muncul. Asalkan dipakai pada
situasi yang tepat, media yang tepat dan komunikan yang tepat juga.
Dampak
negatifnya adalah penggunaan bahasa Alay dapat mempersulit penggunanya untuk
berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Karena, bahasa Alay tidak masuk ke
dalam tatanan bahasa akademis dan dampak lainnya seperti dapat mengganggu
siapapun yang membaca dan mendengar kata-kata yang termaksud di dalamnya.
Karena, tidak semua orang mengerti akan maksud dari kata-kata Alay tersebut.
Padahal di sekolah atau di tempat kerja, kita diharuskan untuk selalu
menggunakan bahasa yang baik dan benar.
Penyebab
terjadinya di antaranya karena, keengganan mereka untuk membiasakan diri
menggunakan bahasa Indonesia. Mereka lebih senang menggunakan bahasa Alay,
karena lebih mudah dan merupakan bahasa yang lagi musim saat ini. Mereka gengsi
atau malu jika mereka tidak menggunakan bahasa tersebut.
Upaya yang
dapat dilakukan untuk mempertahankan eksistensi bahasa Indonesia yang baik dan
benar di kalangan remaja Indonesia misalnya dengan mengganti bahasa sehari-hari
di rumah menjadi bahasa Indonesia, dan bahasa pengantar di sekolah pun menjadi
bahasa Indonesia.
Sumber: Jakarta 8 Mei 2016
- theateamscorner.blogspot.co.id/2015/01/fenomenamunculnya-bahasa-alay-di.html?m=1
- ariz-ariwibowo.blogspot.co.id/2011/02/dampak-buruk-bahasa-alayterhadap_23.html?m=1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar