Kamis, 19 November 2015

Rhoma Irama “King of Dangdut”


Disusun oleh : Wahyuni

  1. Raden Haji Oma Irama yang populer dengan nama Rhoma Irama (lahir di Tasikmalaya, 11 Desember 1946 umur 68 tahun) adalah musisi dangdut dari Indonesia yang berjulukan "Raja Dangdut".Pria ‘ningrat’ ini merupakan putra kedua dari empat belas bersaudara. Ayahnya, Raden Burdah Anggawirya, seorang komandan gerilyawan Garuda Putihdan ibunya Tuti Juariah. Sebelum pindah ke Tasikmalaya, keluarganya tinggal di Jakarta dan di kota inilah kakaknya, Haji Benny Muharam dilahirkan. Setelah beberapa tahun tinggal di Tasikmalaya, keluarganya termasuk kakaknya, Haji Benny Muharam, dan adik-adiknya, Handi dan Ance, pindah lagi ke Jakarta lalu tinggal di Jalan Cicarawa, Bukit Duri, kemudian pindah ke Bukit Duri Tanjakan. Di sinilah mereka menghabiskan masa remaja sampai tahun 1971 lalu pindah lagi ke Tebet.Sewaktu Rhoma masih kelas 5 SD tahun 1958, ayahnya meninggal dunia. Sang ayah meninggalkan delapan anak, dan ibunya menikah lagi.  
  2. Ibunya menikah lagi dengan seorang perwira ABRI, Raden Soma Wijaya. Ayah tirinya ini membawa dua anak dari istrinya yang terdahulu dan setelah menikah dengan Ibu Rhoma, sang ibu melahirkan dua anak lagi.Ketika ayah kandungnya masih hidup, suasana di rumahnya feodal. Sehari-hari ayah dan ibunya berbicara dengan bahasa Belanda.Keadaan keluarga Rhoma di Tebet waktu itu memang tergolong cukup kaya biladibandingkan dengan masyarakat sekitar.  
  3. Tahun 1972, Rhoma Irama menikahi Veronica yang kemudian memberinya tiga orang anak, Debby (31), Fikri (27) dan Romy (26).Rhoma akhirnya bercerai dengan Veronica bulan Mei 1985. Sedangkan pernikahan kedua dengan Ricca tidak mempunyai anak kandung, tetapi mereka mengangkat seorang anak, Muhammad Ridho Irama. Muhammad Ridho Irama dilahir di Jakarta 14 Januari 1989. 
  4. Semenjak kecil Rhoma sudah terlihat bakat seninya.Tangisannya terhenti setiap kali ibundanya, Tuti Juariah menyenandungkan lagu-lagu.Karena usia Rhoma dengan kakaknya Benny tidak berbeda jauh, mereka selalu kompak dan pergi berdua-duaan. Rhoma adalah murid yang paling rajin bila disuruh maju ke depan kelas untuk menyanyi. Dan uniknya, Rhoma tidak sama dengan murid-murid lain yang suka malu-malu di depan kelas. Rhoma menyanyi dengan suara keras hingga terdengar sampai ke kelas-kelas lain.Bakatnya sebagai penyanyi mendapat perhatian penyanyi senior, Bing Slamet karena melihat penampilan Rhoma yang mengesankan ketika menyanyikan sebuah lagu Barat dalam acara pesta di sekolahnya. Sejak itu, meski belum berpikir untuk menjadi penyanyi, Rhoma sudah tidak terpisahkan lagi dari musik. 
  5. Masuk kelas nol, ia sudah mulai menyukai lagu.Di bangku SD, bakat menyanyi Rhoma semakin kelihatan.Menginjak kelas 2 SD, ia sudah bisa membawakan lagu-lagu Barat dan India dengan baik. Berbeda dengan kakaknya yang lebih sering malas ikut mengaji di surau atau rumah kyai, Rhoma selalu mengikuti pengajian dengan tekun. Setiap kali ayah ibunya bertanya apakah kakaknya ikut mengaji, Rhoma selalu menjawab ya. Ke sekolahpun mereka berangkat bersama-sama. Dengan berboncengan sepeda, keduanya berangkat dan pulang ke sekolah di SD Kibono, Manggarai. 
  6. Ketika ia masuk SMP, tempat-tempat berlatih silat semakin marak. Tetapi, bagi Rhoma, ilmu bela diri nasional ini tidaklah asing, karena sejak kecil ia sudah mendapat latihan dari ayahnya dan beberapa guru silat lainnya. Rhoma pernah belajar silat Cingkrik (paduan silat Betawi dan Cimande) pada Pak Rohimin di Kebun Jeruk, Jakarta Barat. Rhoma juga pernah belajar silat Sigundel di Jalan talang, selain beberapa ilmu silat yang lain. Karena kebandelannya itulah maka Rhoma beberapa kali harus tinggal kelas, sehingga karena malu maka ia acapkali berpindah sekolah.Kelas Tiga SMP dijalaninya di Medan. Ketika itu ia dititipkan di rumah pamannya. Tapi, tak berapa lama kemudian ia sudah pindah lagi ke SMP Negeri XV Jakarta.Sewaktu bersekolah di SMA Negeri VIII Jakarta, ia pernah kabur dari kelas lewat jendela karena ingin bermain musik dengan teman-temannya yang sudah menunggunya di luar.Selain di SMA Negeri VIII Jakarta, ia juga pernah tercatat sebagai siswa di SMA PSKD Jakarta. 
  7. Di masa SMA lah Rhoma sempat melewati masa-masa sangat pahit. Ia terpaksa menjadi pengamen di jalanan Kota Solo. Di sana dia ditampung di rumah seorang pengamen bernama Mas Gito. Sebenarnya, sebelum ‘terdampar’ di Solo, ia berniat hendak belajar agama di Pesantren Tebuireng Jombang. Namun, karena tidak membeli karcis, Rhoma, Benny kakaknya, dan tiga orang temannya, Daeng, Umar, dan Haris harus main kucing-kucingan dengan kondektur selama dalam perjalanan. Daripada terus gelisah karena takut ketahuan lalu diturunkan di tempat sepi, mereka akhirnya memilih turun di Stasiun Tugu Jogja. Dari Jogja, mereka naik kereta lagi menuju Solo. Di Solo, Rhoma melanjutkan sekolahnya di SMA St. Joseph. Biaya sekolah diperolehnya dari mengamen dan menjual beberapa potong pakaian yang dibawanya dari Jakarta. Namun, karena di Solo sekolahnya tidak lulus, Rhoma harus pulang ke Jakarta dan melanjutkan sekolah di SMA 17 Agustus sampai akhirnya lulus tahun 1964. Ia kemudian melanjutkan kuliah di Fakultas Sosial Politik Universitas 17 Agustus, tapi hanya bertahan satu tahun karena ketertarikan Rhoma kepada dunia musik sudah terlampau besar.  
  8. Di samping pamannya, Rhoma mendapat ‘angin’ untuk menyalurkan bakat musiknya. Secara bertahap ayah tirinya membelikan alat-alat musik akustik berupa gitar, bongo, dan sebagainya.Pada tahun tujuh puluhan Rhoma sudah menjadi penyanyi dan musisi ternama setelah jatuh bangun dalam mendirikan band musik, mulai dari band Gayhand tahun 1963.Tak lama kemudian, ia pindah masuk Orkes Chandra Leka. Sampai akhirnya membentuk band sendiri bernama Soneta yang sejak 13 Oktober 1973 mulai berkibar. Rhoma juga sukses di dunia film, setidaknya secara komersial. Data PT Perfin menyebutkan, hampir semua film Rhoma selalu laku. Bahkan sebelum sebuah film selesai diproses, orang sudah membelinya. Satria Bergitar, misalnya. Kesuksesannya di dunia musik dan dunia seni peran membuat Rhoma sempat mendirikan perusahaan film Rhoma Irama Film Production yang berhasil memproduksi film, di antaranya Perjuangan dan Doa (1980) serta Cinta Kembar (1984). 
  9. Pada 13 Oktober 1973, Rhoma mencanangkan semboyan "Voice of Moslem" (Suara Muslim) yang bertujuan menjadi agen pembaru musik Melayu yang memadukan unsur musik rock dalam musik Melayu serta melakukan improvisasi atas aransemen, syair, lirik, kostum, dan penampilan di atas panggung. Menurut Achmad Albar, penyanyi rock Indonesia, "Rhoma pionir. Pintar mengawinkan orkes Melayu dengan rock". Tetapi jika kita amati ternyata bukan hanya rock yang dipadu oleh Rhoma Irama tetapi musik pop, India, dan orkestra juga. inilah yang menyebabkan setiap lagu Rhoma memiiki cita rasa yang berbeda.Sebagai musisi, pencipta lagu, dan bintang layar lebar, Rhoma selama kariernya, seperti yang diungkapkan, telah menciptakan kurang lebih 1000 buah lagu dan bermain di lebih 20 film. 
  10. Persoalan Rhoma Irama dari tahun 2003 sampai 2005. Pada tahun 2003, Rhoma kembali menjadi sorotan media karena mengkritik Inul Daratista, penyanyi dangdut yang sedang naik daun karena mengandalkan gaya tarinya yang dianggap mesum. Rhoma dengan mengatas-namakan organisasi PAMMI menentang peredaran album Goyang Inul yang dirilis Blackboard pada akhir Mei 2003. Juga pada tahun 2003, Rhoma dalam sebuah pengerebekan, tertangkap basah beduaan sedang berduaan di apartemen Angel Lelga, sekitar jam 11-4 pagi.Kejadian ini disanggah Rhoma dengan berdalih bahwa ia hanya memberikan nasihat dan petuah agar menghindarkan Angel Lelga dari jurang kenistaan, setelah beberapa waktu kemudian Rhoma mengakui bahwa ia sebenarnya telah menikah dengan Angel Lelga. Pada bulan Februari 2005, dia memperoleh gelar doktor honoris causa dari American University of Hawaii dalam bidang dangdut, namun gelar tersebut dipertanyakan banyak pihak karena universitas ini diketahui tidak mempunyai murid sama sekali di Amerika Serikat sendiri, dan hanya mengeluarkan gelar kepada warga non-AS di luar negeri. Selain itu, universitas ini tidak diakreditasikan oleh pemerintah negara bagian Hawaii. Pada November 2005, tayangan Kabar-kabari memberitakan Rhoma Irama mengatakan GIGI adalah band frustasi dan tidak kreatif. Komentar tersebut berhubungan dengan kesuksesan album rohani Raihlah Kemenangan yang dirilis GIGI. 
  11. Persoalannya di tahun 2006 sampai dengan 2014. Pada Januari 2006, kembali Rhoma di hadapan anggota DPR mengeluarkan pernyataan menentang aksi panggung Inul, dalam dengar pendapat pembahasan RUU Antipornografi antara DPR dan kalangan artis.Pada Juli 2012, dalam sebuah ceramah di sebuah masjid di Jakarta, Rhoma Irama dikecam atas ceramah yang mengandung isu SARA, berkaitan dengan Pemilukada DKI Jakarta putaran ke-2. Panitia Pengawas Pemilu memeriksa Rhoma atas pernyataan kontroversial. Pada akhir tahun 2012, publik dikejutkan dengan pernyataan bahwa Rhoma Irama siap maju sebagai calon presiden 2014. Ia mengaku dalam sebuah wawancara dengan Najwa Shihab, bahwa ia maju atas dorongan berbagai ulama, dan juga "anak bangsa, khususnya Umat Islam". Walaupun beberapa parpol sempat melirik Rhoma Irama sebagai calon presiden, berbagai kecaman terus bermunculan di media internet akibat pandangan politik yang menyinggung SARA.  
  12. Prestasi yang di dapat oleh Rhoma Irama tingkat dunia. Tahun 1971, juara I lomba menyanyi tingkat ASEAN di Singapura. Agustus 1985, majalah Asia Week edisi XVI menempatkan Rhoma Irama sebagai Raja Musik Asia Tenggara, setelah memuat liputan pertunjukan Soneta Group di Kuala Lumpur. Tahun 1992, Rhoma mendapatkan pengakuan oleh dunia musik Amerika, saat majalah Entertainment edisi Februari tahun tersebut mencantumkannya sebagai The Indonesian Rocker. Akhir April tahun 1994, Rhoma Irama menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Mr. Tanaka dari Life Record Jepang di Tokyo. Sebanyak 200 buah judul lagunya akan direkam ke dalam bahasa Inggris dan Jepang, untuk diedarkan di pasar Internasional. Rencananya lagu-lagu tersebut akan dibuat dalam bentuk laser disc (LD) dan compact disc (CD). Pengaransemen Musik Terbaik lagu Euforia, TPI Awards tahun 2000. 16 November 2007 Rhoma menerima penghargaan sebagai “The South East Asia Superstar Legend” di Singapura. Mendapatkan gelar Professor Honoris Causa dalam bidang musik yang diterimanya dari dua universitas berbeda, yaitu dari Northern California Global University dan dari American University of Hawaii, keduanya dari Amerika. Berdasarkan hasil survey yang diadakan oleh Reform Institute 2008, menempatkan Rhoma di atas penyanyi maupun grup-grup band saat ini, seperti: Ungu, Peterpan, Iwan Fals, maupun Dewa 19. The South East Asia Superstar Legend di Singapura. Pada bulan Februari 2005, dia memperoleh gelar doktor honoris causa dari American University of Hawaii dalam bidang dangdut 
  13. Penghargaan lainnya yang Rhoma Irama dapatkan di Indonesia Special Legend of Music, Anugrah Music Indonesia RCTI tahun 2002. Bersama Elvie Sukaesih mendapatkan penghargaan dari Museum Dunia Rekor Indonesia (MURI) dengan kategori Raja dan Ratu Dangdut Indonesia. 23 Desember 2007 Rhoma menerima Lifetime Achievement Award pada penyelenggaran perdana Anugerah Musik Indonesia (AMI) Dangdut Awards. Album Begadang masuk dalam 150 Album terbaik sepanjang masa versi majalah Rolling Stones. Pada edisi lain, majalah Rolling Stones Indonesia kembali memasukkan nama Rhoma Irama ke dalam 25 artis Indonesia terbesar sepanjang masa bersama dengan Bing Slamet, Ismail Marzuki, Koes Plus, Bimbo, dan lain-lain. Rhoma Irama adalah satu-satunya artis Dangdut. Rhoma telah menciptakan 500 lebih lagu Dangdut, sekaligus memperoleh predikat pencipta lagu Dangdut terlaris. Nama Rhoma Irama diabadikan sebagai nama piala untuk 6 kategori permainan instrumen musik Dangdut. Lifetime Achievement Awards 2011, SCTV.Lifetime Achievement Awards 2014, MNCTV Dangdut Awards 2014. Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dari Kementerian Hukum dan HAM, 2014.Bersama grup Soneta yang dipimpinnya, Rhoma tercatat pernah memperoleh 11 Golden Record dari kaset-kasetnya. 
  14. Rhoma yang biasa dipanggil Pak Haji ini, banyak mengisi waktunya dengan berdakwah baik lewat musik maupun ceramah-ceramah di televisi hingga ke penjuru nusantara. Dengan semangat dan gaya khasnya, Rhoma yang menjadikan grup Soneta sebagai Sound of Moslem terus giat meluaskan syiar agama.Tokoh ini layak untuk dijadikan tokohdunia karena karyanya yang sangat luar biasa dan visi hidupnya yang sangat dahsyat. 

 

DAFTAR PUSTAKA :

 
https://id.wikipedia.org/wiki/Rhoma_Irama
http://www.biografiku.com/2011/09/biografi-rhoma-irama-sang-raja-dangdut.html 
Diakses pada 10 November 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar