Disusun Oleh; Maulidia Pitri
Pernyataan
Umum:
Hujan es, dalam ilmu meteorologi disebut juga hail, adalah
presipitasi yang terdiri dari bola-bola es. Salah satu proses pembentukannya
adalah melalui kondensasi uap air lewat dingin di atmosfer pada lapisan di atas
freezing level. Es yang terjadi dengan proses ini biasanya berukuran besar.
Karena ukurannya, walaupun telah turun ke aras yang lebih rendah dengan suhu
yang relatif hangat tidak semuanya mencair. Hujan es tidak hanya terjadi di
negara sub-tropis, tapi bisa juga terjadi di daerah ekuator.
Proses lain yang dapat menyebabkan hujan adalah riming,
dimana uap air lewat dingin tertarik ke permukaan benih-benih es. Karena
terjadi pengembunan yang mendadak maka terjadilah es dengan ukuran yang besar.
Sebab
Akibat:
Hujan es disertai puting beliung berasal dari jenis awan
bersel tunggal berlapis-lapis (CB) dekat dengan permukaan bumi, dapat juga
berasal dari multi sel awan, dan pertumbuhannya secara vertical ì luasan area
horizontalnya sekitar 3 – 5 km dan kejadiannya singkat berkisar antara 3 - 5
menit atau bisa juga 10 menit tapi jarang, jadi wajar kalau peristiwa ini hanya
bersifat local dan tidak merata, jenis awan berlapis lapis ini menjulang kearah
vertical sampai dengan ketinggian 30.000 feet lebih, Jenis awan berlapis-lapis
ini biasa berbentuk bunga kol dan disebut Awan Cumulo Nimbus (CB).
Dua per tiga dari bumi kita ini mengandung air dan sisanya
adalah daratan. Air itu tersimpan dalam banyak wadah seperti samudera, lautan,
sungai, danau. Jangan lupa tubuh kita ini juga mengandung banyak air juga. Nah
air yang ada di berbagai wadah tersebut akan mengalami penguapan atau evaporasi
dengan bantuan matahari. Tak lupa juga air yang ada di daun tumbuhan ataupun
permukaan tanah. Proses penguapan air dari tumbuh-tumbuhan itu dinamakan
transpirasi.
Kemudian uap-uap air tersebut akan mengalami proses
kondensasi atau pemadatan yang akhirnya menjadi awan. Awan-awan itu akan
bergerak ke tempat yang berbeda dengan bantuan hembusan angin baik secara
vertikal maupun horizontal. Awan yg mengandung uap air tertiup angin ketempat
yg dingin, mencapai dew point / titik embun, lalu mengembun, dan karena
beratnya, kemudian jatuh sebagai hu jan. Saat telah mengembun itu, sudah jadi
air, lalu tertiup oleh angin thermis yg naik, keketinggian dgn temperatur
dibawah freezing point, embuny tersebut lalu akan membeku menjadi es, dan akan
jatuh kebawah. Karena ikatan antar molekul es selaku benda padat jauh lebih
kuat dari ikatan antar molekul air, maka es tersebut lalu jatuh dalam bentuk yg
tidak beraturan, bisa sebesar kepalan tangan. Inilah fenomena terjadinya hujan
es. Hujan es hanya terjadi di wilayah iklim dingin atau subtropics.
Oleh sebab itu hujan es jarang terjadi di daerah tropis
seperti di Indonesia, sebab, angin thermis yg bertiup naik vertikal, adanya
terutama didaerah tropis, dan subtropis (Filipina). Ini di karenakan Indonesia berada di daerah tropis, maka dari
itu jarang bahkan jarang sekali di tempat kita, mengalami hujan es ini.
Sumber
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar